Asas Keadilan dalam Eksekusi Jaminan Kebendaan Kreditor Separatis pada Kasus Kepailitan terhadap Batasan Waktu Eksekusi

Salsabil Qodrunnada; Elisatris Gultom; Sudaryat Sudaryat

doi:10.62383/konstitusi.v2i3.750

Authors

Salsabil Qodrunnada Universitas Padjadjaran
Elisatris Gultom Universitas Padjadjaran
Sudaryat Sudaryat Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.62383/konstitusi.v2i3.750

Keywords:

Bankruptcy, Separatist Creditor, Equitable treatment

Abstract

A separatist creditor are those holding proprietary security rights over a debtor’s assets, granting them preferential claims in the satisfaction of debts through the execution of the collateral. Article 59 of the Indonesian Bankruptcy and Suspension of Debt Payment Obligations Law (UU KPKPU) restricts the exercise of such execution rights to a period of two months following the declaration of bankruptcy. This limitation raises issues of fairness, as it treats all creditors equally without regard to the legal priority attached to secured creditors. The provision risks undermining the absolute nature of proprietary security rights and deviates from the principle of proportional justice as articulated by Aristoteles. This article adopts a normative legal approach, examining statutory provisions, legal principles, and relevant doctrinal opinions. The findings suggest that the uniform treatment of secured and unsecured creditors after the expiry of the execution period is inconsistent with the fundamental characteristics of secured rights, namely their priority and enforceability against third parties. Accordingly, a revision of the existing legal framework is necessary to ensure the proper and equitable enforcement of secured creditors' rights in bankruptcy proceedings.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Fuady, M. (n.d.). Hukum pailit dalam teori dan praktik. Citra Aditya Bakti.

Hyronimus Rhiti. (2011). Filsafat hukum. Universitas Atma Jaya.

Subagiyo, D. T. (2018). Hukum jaminan dalam perspektif Undang-Undang Jaminan Fidusia (suatu pengantar).

Widiarty, W. S. (n.d.). Buku Aja R.

Adinata, I. M. T., & Priyanto, I. M. D. (2019). Perlindungan hukum kreditor separatis terhadap hak jaminan yang diagunkan oleh debitor pailit. Kertha Negara: Journal Ilmu Hukum, 7(10), 1–15.

Arsy, E. A., Widhiyanti, H. N., & Ruslijanto, P. A. (2021). Tanggung jawab notaris terhadap akta yang cacat hukum dan tidak sesuai dengan ketentuan pembuatan akta dalam Undang-Undang Jabatan Notaris. Jurnal Bina Mulia Hukum, 6(1), 130–140. https://doi.org/10.23920/jbmh.v6i1.324

Ferels, L., Muttaqin, Z., Akyas, M., Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan, & Republik Indonesia. (2024). Dalam perspektif teori kepastian hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 Tahun 2023 tentang petunjuk pelaksanaan lelang, dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi. 7(5), 175–192.

Muis, I. F., et al. (2022). Kedudukan kreditur separatis terkait dalam boedel pailit debitur: Position of separative creditors regarding guarantee of liability in the debtor’s bankruptcy boedel. Jurnal Poros Hukum Padjadjaran, 277–288.

Nugroho, M. S. (2018). Perlindungan hukum bagi tim pengurus penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU): Studi putusan No. 52/Pdt. SUS-PKPU/2018/A., (52), 1011–1027.

Putro, E. B., & Badriyah, S. M. (2024). Perlindungan hukum kreditur separatis pemegang hak tanggungan dalam perkara kepailitan. 17, 2207–2222.

Rozi, A. F., Qomariyah, S., Albatul, L. I., & Nur, L. F. (2023). Analisis konsep, prinsip, dan implementasi hukum jaminan dalam menjamin kepastian dan perlindungan bagi kreditur dan debitur di Indonesia. 1, 141–146.

Smg, P. N., & Nurohim, M. (2023). Kedudukan kreditur separatis atas hak jaminan dalam kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU): Studi kasus putusan No. 12/Pdt. Sus-PKPU/2020/PN. Smg. 7, 13042–13049.

Studi Program Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Medan Area. (2024). Tinjauan yuridis gugatan lain–lain yang diajukan kreditor terhadap kurator.

Suparsetyani, E. (2019). Penerapan asas kepastian hukum dalam pendaftaran tanah dan asas keadilan dalam Putusan No. 103/Pid.B/2014/PN.Pbg. Hukum Pidana dan Pembangunan Hukum, 1(2). https://doi.org/10.25105/hpph.v1i2.5460

Tryan, M. S. P., dkk. (2015). Diponegoro Law Journal. Serambi Hukum, 6(2), 1.

Wesna Astara, I. W. (2015). Penundaan kewajiban pembayaran utang dalam kepailitan (Analisis terhadap Putusan Pengadilan Niaga Nomor: 20/Pailit/2011/PN. Niaga Sby). Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), 4(2), 407–420. https://doi.org/10.24843/jmhu.2015.v04.i02.p20

Indriadi, T. (2012). Jangka waktu bagi kreditor pemegang jaminan untuk eksekusi. https://www.hukumonline.com/klinik/a/jangka-waktu-bagi-kreditor-pemegang-jaminan-untuk-eksekusi--lt4f79594881f35/

Sulaiman, A. (2018). Status harta direksi dan komisaris sebagai jaminan utang perusahaan. https://www.hukumonline.com/klinik/a/status-harta-direksi-dan-komisaris-sebagai-jaminan-utang-perusahaan-lt597c69248f2cc/