Evaluasi Kemampuan Keuangan Daerah dan Dinamika Pola Hubungan Fiskal di Kabupaten Raja Ampat

Authors

  • Winda Hanifah Universitas Syiah Kuala
  • Raja Al-Fath Universitas Syiah Kuala

DOI:

https://doi.org/10.62383/konstitusi.v2i3.776

Keywords:

regional financial capacity, fiscal independence, local own-source revenue (PAD), central government transfers, Raja Ampat

Abstract

The implementation of regional autonomy in Indonesia is often assessed through fiscal independence as a measure of a region's capacity to manage its own finances. However, in practice, many regions—including Raja Ampat Regency—remain heavily reliant on central government transfers, highlighting the weakness of local fiscal capacity. This study aims to evaluate the financial capability of the region and examine the dynamics of fiscal relations between the central and local governments in Raja Ampat Regency, Southwest Papua Province. A descriptive quantitative approach was employed, utilizing secondary data from 2020 to 2024. The evaluation is based on five key indicators: the Degree of Fiscal Decentralization (DDF), Degree of Fiscal Autonomy (DOF), Fiscal Need (KbF), Fiscal Capacity (KaF), and the Fiscal Independence Ratio. The analysis reveals that Raja Ampat's fiscal independence is critically low, with an average DDF of only 19.45% and a DOF of merely 1.89%. The region’s high per capita fiscal need (10.45) is not matched by sufficient fiscal capacity (5.85), indicating a significant fiscal deficit. Furthermore, the persistently negative fiscal independence ratio reinforces its strong dependence on central government support. The existing fiscal relationship is characterized as instructive, with central intervention remaining dominant. A reformulation of fiscal policy that is more context-sensitive and equitable is urgently needed to support archipelagic regions such as Raja Ampat in achieving sustainable fiscal independence.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Allen, G. R. (2008). Conservation hotspots of biodiversity and endemism for Indo-Pacific coral reef fishes. Aquatic Conservation: Marine and Freshwater Ecosystems, 18(5), 541–556. https://doi.org/10.1002/aqc.880

Ariyo Dewantoro, D. (2022). Pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap kemandirian keuangan daerah. Journal of Innovation in Management, Accounting and Business, 1(2), 38–47.

Ayu, P. P., & Septiani, T. (2019). Determinan pertumbuhan ekonomi ditinjau dari pendapatan daerah dan tingkat kemandirian daerah. Jurnal Kajian Akuntansi, 3(2), 184–195.

Berizky, K. G., & Kurniawan, R. (2024). Analisis kinerja keuangan pemerintahan provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2019-2022. JIMEA - Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi), 8(1).

Chodariyanti, L. (2015). Analisis kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal Kabupaten Lamongan tahun 2009-2013. Jurnal EKBIS, 14(2).

Halawa, L. L., Sukma, M., Limbong, E., & Pangestoeti, W. (2025). Pengaruh kebijakan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia dalam hubungan pemerintah pusat dan daerah terkait keuangan negara. Studi Administrasi Publik dan Ilmu Komunikasi, 2(1), 43–53. https://doi.org/10.62383/studi.v2i1.102

Halim, A. (2001). Manajemen keuangan daerah: Bunga rampai. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Halim, A. (2007). Akuntansi sektor publik: Akuntansi keuangan daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Hershanty, D., & Rizmukoip, M. H. (2022). Pengelolaan keuangan daerah terhadap kemandirian daerah Kota Prabumulih. Jurnal Ilmiah Manajemen, 11, 176–184.

Kurniawan, F., Adrianto, L., Bengen, D. G., & Prasetyo, L. B. (2016). Vulnerability assessment of small islands to tourism: The case of the marine tourism park of the Gili Matra Islands, Indonesia. Global Ecology and Conservation, 6, 308–326. https://doi.org/10.1016/j.gecco.2016.04.001

Mahmudi. (2010). Manajemen keuangan pemerintah daerah. Yogyakarta: Erlangga.

Melalolin, M. L., Naukoko, A. T., & Lapian, A. L. C. P. (2016). Analisis kemampuan keuangan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(03).

Nadofah, M. J., & Utami, A. F. (2025). Analisis kinerja keuangan daerah di Indonesia: Evaluasi 38 provinsi dalam era desentralisasi. Dinamika Governance Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 15(01), 34–46.

Prasasyaningsih, X. I., & Rohos, Y. P. Y. (2023). Analisis kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia: Studi kasus di lima kabupaten/kota. In Seminar Nasional Forum Manajemen Indonesia 2023 Papua (pp. 320–333). FMI Papua.

Rahmadi, S., & Hastuti, D. (2023). Pola hubungan keuangan pemerintah pusat daerah serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia. Jurnal Paradigma Ekonomika, 18(4), 2085–1960.

Sahdan, R., Hormati, A., & Irham, J. (2024). Analisis kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Sula. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan (JIAKu), 3(2), 117–126. https://doi.org/10.24034/jiaku.v3i2.6445

Sambow, D. F., Kawung, G. M. V., & Tenda, A. (2016). Analisis pengelolaan keuangan daerah terhadap kemandirian daerah di Kota Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(04).

Satrio, D. F., & Digdowiseiso, K. (n.d.). Analisis rasio keuangan daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Inovasi, 10(2), 991–1010.

Surgawati, I. (2021). Analisis derajat desentralisasi fiskal pada Kabupaten/Kota di Indonesia menjelang 20 tahun otonomi daerah. Welfare: Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(2), 75–85.

Veron, J., Devantier, L. M., Turak, E., Green, A. L., Kininmonth, S., & Stafford-Smith, M. (2009). Delineating the Coral Triangle. Journal of Coral Studies, 11, 91–100. https://doi.org/10.3755/GALAXEA.11.91.

Downloads

Published

2025-06-13

How to Cite

Winda Hanifah, & Raja Al-Fath. (2025). Evaluasi Kemampuan Keuangan Daerah dan Dinamika Pola Hubungan Fiskal di Kabupaten Raja Ampat. Konstitusi : Jurnal Hukum, Administrasi Publik, Dan Ilmu Komunikasi, 2(3), 65–80. https://doi.org/10.62383/konstitusi.v2i3.776

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.