Pembagian Harta Bersama Akibat Perceraian

Eko Sugianto; Wahyu Prawesthi; Siti Marwiyah

doi:10.62383/majelis.v1i3.346

Authors

Eko Sugianto Universitas Dr. Soetomo
Wahyu Prawesthi Universitas Dr. Soetomo
Siti Marwiyah Universitas Dr. Soetomo

DOI:

https://doi.org/10.62383/majelis.v1i3.346

Keywords:

Marriage, Divorce, Division of Joint Property, Law No. 16 of 2019

Abstract

Marriage is a sacred agreement in human life, although some marriages also fail and end in divorce. However, this divorce does not only stop at the end of the relationship between the two parties. But more than that, the problem of separation of joint property also often becomes a new problem after divorce. This study then aimed to review the implementation of divorce and division of property arising from marriage according to Law Number 16 of 2019 concerning Amendments to Law Number 1 of 1974 concerning Marriage. The research method used is normative, with a statutory approach and a conceptual approach. The results of the study showed that the legal basis for joint property is contained in Chapter VII Article 35 to Article 37 of Law Number 16 of 2019 concerning Amendments to Law Number 1 of 1974 concerning Marriage. Based on this law, the path to division of joint property is divided through several mechanisms, namely based on religious law, based on customary law, and based on other laws. Compared to Law Number 1 of 1974, Law Number 16 of 2019 provides more detailed and modern regulations regarding joint property compared to previous provisions. Overall, according to Law Number 16 of 2019, the authority to settle the division of joint property arising from marriage involves the court in deciding fairly based on applicable law. The court has the responsibility to ensure that the division of property is carried out with the principle of justice, taking into account the contribution of each party and their needs and economic circumstances. In the case of mediation or agreements outside the court, the court still has the authority to assess and ensure that the decisions taken are in accordance with applicable legal provisions.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Almizan, A., & Amri, M. U. (2021). Ketimpangan Peran Domestik Rumah Tangga dalam Cerai Gugat pada Masyarakat Minangkabau. Indonesian Journal of Religion and Society, 3(2), 103–110. https://doi.org/10.36256/ijrs.v3i2.193

Anisa, L. N. (2021). Keluarga, Agama dan Kesejahteraan Studi Kasus Perceraian pada Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Situbondo. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 5(2), 45–61.

Ashari, B. (2020). Peran Mediator dalam Perkara Perceraian (Studi Solusi Konflik Rumah Tangga di Pengadilan Agama Jember). Jurnal Mabahits, 1(2), 74–88.

Dahwadin, D., Syaripudin, E. I., Sofiawati, E., & Somantri, M. D. (2020). Hakikat Perceraian Berdasarkan Ketentuan Hukum Islam di Indonesia. YUDISIA: Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 11(1), 87–104. https://doi.org/10.21043/yudisia.v11i1.3622

Faizal, L. (2015). Harta Bersama dalam Perkawinan. Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 8(2), 1–26. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ijtimaiyya/article/view/912

Fitri, A. (2023). Urgensi dan Signifikansi Penerapan Mediasi di Pengadilan. Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Utara, 1–23. https://pta-kaltara.go.id/2023/06/22/urgensi-dan-signifikansi-penerapan-media-di-pengadilan/

Fuad, A. M. (2016). Ketentuan Batas Minimal Usia Kawin: Sejarah, Implikasi Penetapan Undang-Undang Perkawinan. Jurnal Petita, 1(1).

Hamid, H. (2018). Perceraian dan Penanganannya. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 4(4), 24–29. https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/download/49/40

Harahap, M. Y. (1975). Pembahasan Hukum Perkawinan Nasional Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1974. Zahir Trading Co.

Harjianto, H., & Jannah, R. (2019). Identifikasi Faktor Penyebab Perceraian sebagai Dasar Konsep Pendidikan Pranikah di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 35–41. https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i1.541

Jumiyati, Samad, M. R., Rusniah, Bunyamin, Y., Akbar, J., Hakim, A., & Novita, R. (2022). Analisis Hukum Tentang Perceraian Yang Disebabkan Oleh Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Sidrap). El-Ahli : Jurnal Hukum Keluarga Islam, 2(2), 40–54. https://doi.org/10.56874/el-ahli.v2i2.527

Kabalmay, H. A. (2015). Kebutuhan Ekonomi dan Kaitannya dengan Perceraian (Studi atas Cerai Gugat di Pengadilan Agama Ambon). Tahkim, 11(1), 47–67.

Kurniawan, N. A. (2020). Peran Paralegal dalam Perlindungan Serta Pemenuhan Hak Hukum Masyarakat. Jurnal Praksis Dan Dedikasi Sosial (JPDS), 3(1), 28–33. https://doi.org/10.17977/um032v3i1p28-33

Lestari, R. (2013). Perbandingan Hukum Penyelesaian Sengketa Secara Mediasi di Pengadilan dan di Luar Pengadilan di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum, 4(2), 217. https://doi.org/10.30652/jih.v3i2.1819

Litti, N. L. A., Sina Gula, R. N. F., Ray, M. H., Fahrurazi, F., Bariyah, O. N., & Rohmah, S. (2023). Efektivitas Proses Mediasi dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur. Misykat Al-Anwar Jurnal Kajian Islam Dan Masyarakat, 6(2), 227–246. https://doi.org/10.24853/ma.6.2.227-246

Marheni, K. I. (2019). Komunikasi Interpersonal dalam Pernikahan. Counsecling and Personal Development, 1(1), 15–25.

Marni. (2018). Penyesuaian Perkawinan dan Kepuasan Pernikahan pada Individu yang Menikah melalui Proses Ta’aruf. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(3), 317–326. https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v6i3.4643

Masrur, M. (2017). Konsep Harta dalam Al-Quran dan Hadis. Jurnal Hukum Islam, 15(1).

Najoan, H. J. I. (2015). Pola Komunikasi Suami Istri dalam Menjaga Keharmonisan Keluarga di Desa Tondegesan II Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa. E-Journal “Acta Diurna,”4(4), 1–8.

Novitasari, C. N., Latifiani, D., & Arifin, R. (2019). Analisis Hukum Islam terhadap Faktor Putusnya Tali Perkawinan. Samarah, 3(2), 322–341. https://doi.org/10.22373/sjhk.v3i2.4441

Putra, I. P. E. W., Arjaya, I. M., & Ujianti, N. M. P. (2021). Perlindungan Hukum terhadap Advokat dan Klien dalam Penyelesaian Perkara Perdata. Jurnal Konstruksi Hukum, 2(3), 599–604. https://doi.org/10.22225/jkh.2.3.3668.599-604

Putry, V. A., & Fathinnuddin, M. (2022). Analisis Yuridis dampak Pandemi Covid-19 terhadap Peningkatan Perceraian. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(4), 1316–1322. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i4.568

Saidiyah, S., & Julianto, V. (2017). Problem Pernikahan dan Strategi Penyelesaiannya: Studi Kasus pada Pasangan Suami Istri dengan Usia Perkawinan di Bawah Sepuluh Tahun. Jurnal Psikologi Undip, 15(2), 124–133. https://doi.org/10.14710/jpu.15.2.124-133

Sartika, A., Sultan, L., & Fatmawati, F. (2023). Problematika Mediasi pada Kasus Perceraian karena Adanya Pihak Ketiga di Pengadilan Agama Enrekang Perspektif Hukum Islam. Qadauna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Keluarga Islam, 4(2), 616–631.

Sholeh, M. (2021). Peningkatan Angka Perceraian di Indonesia: Faktor Penyebab Khulu’ dan Akibatnya. Qonuni: Jurnal Hukum Dan Pengkajian Islam, 1(1), 29–40. https://doi.org/10.59833/qonuni.v1i01.182

Sholekah, S. (2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan Mediasi Perceraian di Pengadilan Agama Kudus Kelas 1B. International Conference of Da’wa and Islamic Communication, 2(3), 53–62.

Suratno, P., & Budiyono, S. (2022). Dampak Perceraian Terhadap Keluarga dalam Kumpulan Cerpen Orang-orang Kotagede Karya Darwis Khudori. WIDYA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1(2), 35–41. https://doi.org/10.54840/juwita.v1i2.50

Veronnica, & Martinelli, I. (2022). Akibat Hak Asuh Anak di Bawah Umur yang Diasuh Terpisah Oleh Ayah atau Ibu Pasca Perceraian (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Negeri Tabanan Nomor : 169/PDT.G/2017/PN.TAB). Jurnal Hukum Adigama, 5(No. 1), 144–168. https://journal.untar.ac.id/index.php/adigama/article/download/19659/12004

Wijayanti, U. T. (2021). Analisis Faktor Penyebab Perceraian pada Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 14(1), 14–26. https://doi.org/10.24156/jikk.2021.14.1.14

Zubaidi, Z. (2019). Problematika Pembagian Harta Bersama Di Samalanga-Bireuen. Jurnal Al-Ijtimaiyyah, 5(2), 55–74. https://doi.org/10.22373/al-ijtimaiyyah.v5i2.4779

Buku

Hadikusuma, H. (1990). Hukum Perkawinan Indonesia. Mandar Maju.

Kamsi. (2014). Pergulatan Hukum Islam dan Politik dalam Sorotan. Pustaka Ilmu.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram University Press.

Ramulyo, M. I. (2000). Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama, dan Zaka Menurut Hukum Islam. Sinar Grafika.

Solikhin, N. (2021). Buku Pengantar Metodologi Penelitian Hukum (Issue July). CV Penerbit Qiara Media.

Sudjana, E. (2021). Analisis Hukum Permohonan Cerai Talak Suami dan Gugatan Rekonvensi Istri di Pengadilan Agama Banyuwangi. Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

Sunggono, B. (2007). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Internet

Hermansyah, F. (2023). 3.127 Pasutri di Mojokerto Raya Memilih Bercerai. https://radarmojokerto.jawapos.com/mojokerto/821021328/3127-pasutri-di-mojokerto-raya-memilih-bercerai

Ramadhan, D. I. (2020). Ada 1.355 Janda Baru di Bandung Selama Pandemi COVID-19. https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5068861/ada-1-355-janda-baru-di-bandung-selama-pandemi-covid-19