Perlindungan Hukum Penggunaan Anime Sebagai Suatu Merek Usaha Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Authors

  • Sara Christiany Nggauk Universitas Nusa Cendana
  • Orpa J. Nubatonis Universitas Nusa Cendana
  • Chatryen M. Dju Bire Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.62383/mahkamah.v1i4.218

Keywords:

Legal Protection of Anime, Trademark, Copyright

Abstract

The use of anime as a business mark without the permission of the creator or copyright holder of the anime is an infringement of copyright. Copyright infringement of the use of anime as a business mark may be subject to criminal sanctions and/or civil sanctions. The type of research that the author uses is Normative legal research (Library Research) which is carried out by examining library materials (secondary data) or legal materials such as reviewing theories, laws and regulations (law in book) related to this writing through literature studies. The legal consequences of using anime as a business brand without permission can be subject to sanctions which are based on Law Number 28 of 2014 concerning copyright described in Article 9 paragraph (1), Article 112 paragraph (1), Article 113 paragraph (1), also in Law Number 20 of 2016 concerning trademarks and geographical indications which are regulated in Article 100 paragraph (1), (2) and (3).Before using anime as a trademark, business actors must ensure that they have obtained official permission from the copyright holder to avoid the risk of legal sanctions.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdulkadir, M. (2004). Hukum dan penelitian hukum. Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti.

Damian, E. (1999). Hukum hak cipta menurut beberapa konvensi internasional, undang-undang hak cipta 1997 dan perlindungannya terhadap buku serta perjanjian penerbitannya. Bandung: P.T. Alumni.

Damian, E. (2009). Hukum hak cipta: Edisi revisi dan diperbarui. Bandung: P.T. Alumni.

Damian, E. (2022). Hukum hak cipta: Edisi VI tahun 2022. Bandung: P.T. Alumni.

Dientje, L. B. (n.d.). Pentingnya pendaftaran merek. Analisis Hukum Ahli Madya Kanwil KEMENKUMHAM NTT.

E. J. (2016). Metode penelitian hukum normatif dan empiris. Jakarta: Pranada Media Grup.

Firmansyah, H. (2013). Perlindungan hukum terhadap merek. Yogyakarta: Medpress Digital.

Gunawan, F. (2018). Hak cipta jaminan kredit perbankan ekonomi kreatif. Bandung: P.T. Alumni.

Hariany Iswi, S. C. (2020). Haki dan warisan budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Hariany, I. (2010). Merek: Membangun brand yang kuat. Jakarta: Salemba Empat.

Husnulwati, S. (2012). Pemanfaatan merek untuk usaha kecil dan menengah. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 9(1).

Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Principles of marketing. Amerika Serikat: Pearson Education.

Kusuma, I. K. (2023). Perlindungan hukum terhadap hak cipta anime yang diperjualbelikan dalam bentuk fanart di Indonesia. Jurnal Kertha Semaya.

Marginugoho, P. (2023). Perlindungan hukum karya animasi 2D anime berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta perspektif hukum Islam (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Marzuki, P. M. (2007). Penelitian hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Marzuki, P. M. (2010). Penelitian hukum: Edisi keenam. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Marzuki, P. M. (2011). Penelitian hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Muchsin. (2003). Perlindungan dan kepastian hukum bagi investor di Indonesia. Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas.

Muftisany, H. (2021). Hak cipta dalam pandangan Islam. INTERA.

Munandar, H., & Sutanggang, S. (2008). Mengenal HAKI hak kekayaan intelektual. Jakarta: Erlangga.

Nugraha, P. A. (2017). Anime sebagai budaya populer (Studi pada komunitas anime di Yogyakarta). E-Societas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 6(3).

Paramita, N. M. G. L., & Mudana, N. (2019). Perlindungan hukum hak cipta film anime yang diunggah oleh komunitas fandub tanpa izin pencipta. Kertha Negara: Journal Ilmu Hukum, 7.

Pramesti, N. N. D., & Westra, I. K. (2021). Perlindungan karakter anime berdasarkan Undang-Undang hak cipta. Udayana Master Law Journal, 10(1).

Saidin, M. (2004). Konvensi TRIPs agreements: Hak kekayaan intelektual dalam perdagangan internasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Setiono. (2004, Maret 11). Rule of law (supremasi hukum). Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas.

Shimp, A. (2010). Advertising, promotion & other aspects of integrated marketing communication. Amerika Serikat: Cengage Learning.

Supramono, G. (2010). Hak cipta dan aspek-aspek hukumnya. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang merek.

Wage, D. A. (2011). Perlindungan hukum atas merek tenun ikat tradisional di kota Kupang. Kupang: Universitas Nusa Cendana.

Wiraraja, I. G. N. A. (2012). Kepastian hukum stelsel pendaftaran deklaratif dalam perlindungan hak cipta di media internet (Doctoral dissertation, UAJY).

Yasid, A. (2010). Aspek-aspek penelitian hukum: Hukum Islam-hukum barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zainuddin, H. (2009). Metode penelitian hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Published

2024-10-21

How to Cite

Sara Christiany Nggauk, Orpa J. Nubatonis, & Chatryen M. Dju Bire. (2024). Perlindungan Hukum Penggunaan Anime Sebagai Suatu Merek Usaha Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Mahkamah : Jurnal Riset Ilmu Hukum, 1(4), 235–244. https://doi.org/10.62383/mahkamah.v1i4.218

Similar Articles

1 2 3 4 5 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.