Fungsi Camat Dalam Mengkoordinasikan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Kecamatan Golewa Barat Kabupaten Ngada
DOI:
https://doi.org/10.62383/parlementer.v1i4.269Keywords:
Setting the Sub-district Function, Coordinating, Community EmpowermentAbstract
The function of the sub-district in coordinating community empowerment activities in the sub-district area, the position of the sub-district is explained in article 221 of Law Number 23 of 2014, namely the district/city area forms a sub-district in order to improve the coordination of government administration, public services, and empowerment of the village/sub-district community. This research is a Normative-Empirical Law research, where this research is carried out in Ngada Regency. The data obtained in this study is qualitative data, using the guidelines of the law with interviews and respondents then processed into qualitative descriptive. The results of this study are an illustration that; (1) The West Golewa Sub-district according to the regulation of its function has not been maximized in coordinating community empowerment activities, as explained in article 221 of Law Number 23 of 2014 (2) the inhibiting factor in carrying out the function of regulating the sub-district in coordinating community empowerment activities periodically and optimally, it is necessary to play a role in coaching and supervising the sub-district so that it is more active in carrying it out, the function of the sub-district, so that it plays an active role.
Downloads
References
Adi, I. R. (2008). Intervensi komunitas pengembangan masyarakat. Raja Grafindo Persada.
Alfitri. (2011). Community development: Teori dan aplikasi. Pustaka Pelajar.
Ania, M. (2012). Pemberdayaan masyarakat. Artikel. BKKBN.
Anwas, O. M. Pemberdayaan masyarakat.
Aritonang, E., dkk. (2001). Pendampingan komunitas pedesaan. Sekretariat Bina Desa.
Fakhrudin, dkk. (2010). Model-model pemberdayaan masyarakat desa di Provinsi Jawa Tengah. Unnes Press.
Hadjon, P. M. (n.d.). Tentang wewenang.
Hasibuan, M. S. P. (2014). Manajemen dasar, pengertian, dan masalah. PT Bumi Aksara.
HR, R. (n.d.). Hukum administrasi negara.
Indroharto. (1994). Asas-asas umum pemerintahan yang baik. Citra Aditya Bakti.
Manila, I. G. K. (1996). Praktek manajemen pemerintahan dalam negeri. PT Gramedia Pustaka Utama.
Marzuki, P. M. (2005). Penelitian hukum (Edisi revisi). Prenadamedia Group.
Moekijat. (1994). Koordinasi. Graha.
Moleong, L. J. (2009). Metode penelitian kualitatif (Edisi revisi). Bandung.
Monteiro, J. M. (Ed.). (2020). Metode penelitian dan penulisan hukum. Deepublish.
Muslikhah, U. (2018). Problematika hukum Indonesia: Teori dan praktik (Jilid 1). Rajawali Pers.
Ndraha, T. (2003). Kybernology (Ilmu pemerintahan), Jilid 1-2. Rineka Cipta.
Peraturan Daerah Kabupaten Ngada Nomor 9 Tahun 2002.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Kecamatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.
Prasetyo. (2015). Teori dan konsep pemberdayaan masyarakat.
Prijono, A., & Pranarka, A. M. W. (Eds.). (1996). Pemberdayaan: Konsep, kebijakan, dan implementasi. CSIS.
Soetomo. (2011). Pemberdayaan masyarakat (Mungkinka muncul antitesisnya). Pustaka Pelajar.
Suharto, E. (2010). Membangun masyarakat memberdayakan rakyat. Refika Aditama.
Suharto, E. (2017). Membangun masyarakat memberdayakan rakyat: Kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial & pekerjaan sosial. Refika Aditama.
Sumayadi, I. N. (2005). Perencanaan pembangunan daerah otonom dan pemberdayaan masyarakat. Citra Utama.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Parlementer : Jurnal Studi Hukum dan Administrasi Publik

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.