Hukum Adat sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa di Ruang Virtual pada Masyarakat Kepulauan Kei

Alexander Frenzo Narahawarin; Andreas M.D Ratuanak; Jurgen R. Litualy

doi:10.62383/mahkamah.v2i3.642

Authors

Alexander Frenzo Narahawarin Universitas Pattimura
Andreas M.D Ratuanak Universitas Pattimura
Jurgen R. Litualy Universitas Pattimura

DOI:

https://doi.org/10.62383/mahkamah.v2i3.642

Keywords:

customary law, dispute, virtual space, indigenous people, Larvul Ngabal

Abstract

This study aims to examine the role of Larvul Ngabal customary law as an alternative to resolving disputes that occur in virtual space in the Kei Islands community. This study uses a socio-legal research method with a qualitative approach. Data were collected through observation and in-depth interviews with traditional leaders and the community in the Kei Islands. The results of the study indicate that Larvul Ngabal customary law has significant potential in resolving disputes in virtual space, especially because it emphasizes the principles of deliberation, consensus, and restoration of social relations. The Kei Islands community tends to choose customary law because it is considered cheaper, fairer, faster, and able to provide comprehensive recovery compared to state law.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asshiddiqie, J. (n.d.). Konstitusi masyarakat desa (Piagam tanggung jawab dan hak asasi warga desa). [Tempat dan penerbit tidak diketahui].

Azra, V. F., & Ananingsih, T. S. W. (2017). Kewenangan Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam penyelesaian sengketa tanah ulayat di Nagari Koto Baru Kabupaten Solok berdasarkan Perda Sumatera Barat No. 6. [Nama jurnal atau institusi tidak dicantumkan – mohon dilengkapi].

Banakar, R. (2015). Normativity in legal sociology: Methodological reflections on law and regulation in late modernity. Springer International Publishing.

English Oxford Living Dictionaries. (2018). Oxford University Press.

Irianto, S. (2003). Kesejahteraan sosial dalam sudut pandang pluralisme hukum (Suatu tema non-sengketa dalam perkembangan terakhir antropologi hukum tahun 1980–1990-an). Dalam T. O. Ihromi (Ed.), Antropologi hukum: Sebuah bunga rampai (hlm. xx–xx). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kriekhoff, V. J. L. (1990). Harapan dan kenyataan dari pembangunan hukum. Jurnal Hukum dan Pembangunan, 20(6), xx–xx.

Kudubun, E. E. (2016). Ain Ni Ain: Kajian sosio-kultural masyarakat Kei tentang konsep hidup bersama dalam perbedaan. Jurnal Cakrawala, 5(2), xx–xx.

Labetubun, Ch. (2003). Hukum Laar In Turak Ngabal In Adung, Desa Laar I Tel. Kei Kecil, Maluku Tenggara: Tidak diterbitkan.

Laksono, P. M. (2016). The Adat contribution for the villages to develop independently: Case from the Kei Islands, Southeast Maluku Regency. Humaniora, 28(3), xx–xx.

Marx, K., & Engels, F. (1948). The communist manifesto. New York: International Publisher.

Moore, S. F. (1983). Law as process: An anthropological approach. London: Routledge and Kegan Paul.

Nader, L., & Todd Jr, H. F. (1978). The disputing process – Law in ten societies. New York: Columbia University Press.

Ohoitimur, Y. (1983). Beberapa sikap hidup orang Kei: Antara ketahanan diri dan proses perubahan (Tesis). Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Manado.

Putra, I. P. R. A., & Yustiawan, D. G. P. (2019). Eksistensi fetor dalam penyelesaian sengketa adat di fefetoran Bikomi. Kertha Wicaksana, 13(2), 131–139.

Ratuanak, A. M. D. (2022). Penyelesaian konflik sumber daya kelautan dan pemberlakuan Hawear di Kepulauan Kei (Disertasi). Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.

Refo, I. S. S. (2015). Manusia Kei, dari perkawinan sampai kematian. Yogyakarta: Gunung Sopai.

Sills, D. L. (1968). International encyclopedia of social science (Vol. 3). USA: Crowell Collier and Macmillan Inc.

Siregar, T., & Siregar, F. Y. D. (2022). Eksistensi penyelesaian sengketa masyarakat hukum adat dalam pencegahan perusakan kawasan hutan. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, 9(2), 170–177.

Soediningrat, O. S. (2002). Rekonseptualisasi hukum adat kontemporer. Bandung: Alumni.

Soliha, S. F. (2015). Tingkat ketergantungan pengguna media sosial dan kecemasan sosial. Jurnal Interaksi, 4(1), 7–13.

Tamarasari, D. (2002). Pendekatan hukum adat dalam menyelesaikan konflik masyarakat pada daerah otonom. Jurnal Kriminologi Indonesia, 2(1), xx–xx.

Tetelepta, J., et al. (1985). Struktur bahasa Kei. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Thorburn, C. C. (2000). Changing customary marine resource management practice and institution: The case of Sasi Lola in the Kei Islands, Indonesia. World Development, 28(8), 1461–1479.

Tiwery, W. Y. (2018). Larvul Ngabal dan Ain Ni Ain sebagai pemersatu kemajemukan di Kepulauan Kei Maluku Tenggara. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6(1), xx–xx.