Kebijakan BPN Kota Tangerang Dalam Pembuatan Sertifikat Tanah

Eva Putra Jaya Zai; Dika Danuarta; Khikmawanto Khikmawanto

doi:10.62383/desentralisasi.v2i3.943

Authors

Eva Putra Jaya Zai Universitas Yuppentek Indonesia
Dika Danuarta Universitas Yuppentek Indonesia
Khikmawanto Khikmawanto Universitas Yuppentek Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.62383/desentralisasi.v2i3.943

Keywords:

Land Policy, Land Certificate, Implementation, Tangerang City, BPN

Abstract

Organizing government affairs in the land sector is The National Land Agency (BPN) holds the authority to manage land-related affairs, including the administrative resolution of land disputes within its jurisdiction.The foundation for BPN's ability to act as a mediator and assist the parties in identifying several options for settling conflicts without resorting to decision-making or coercion is Regulation of the Head of BPN No. 11 of 2016.

To put it another way, this research approach combines qualitative legal data analysis with a normative legal research methodology. Land disputes that fall under BPN's purview are the focus of this study. A peace agreement signed by involving the disputing parties and the mediator, along with documented proceedings of the mediation process signed by the mediator, document the agreement achieved in the event that mediation is successful. The peace accord that the BPN mediator mediated is exclusively.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Hasanah, L., & Nugroho, H. (2020). Kajian sengketa pertanahan akibat sertifikat ganda berdasarkan hukum positif Indonesia. Jurnal Hukum dan Keadilan Sosial, 4(2), 145–158.

Khasanah, U. (2021). Sertifikat elektronik dalam perspektif kepastian hukum agraria. Jurnal Reformasi Hukum, 7(2), 102–113.

Kurniawan, B. (2022). Peran Kantor Pertanahan dalam penyelesaian sertifikat tanah yang bermasalah. Jurnal Tata Ruang Wilayah, 15(1), 23–38.

Nathania, B. P. (2022). Tanggung jawab hukum BPN terhadap kasus sertifikat tanah ganda (Studi Putusan PTUN No. 36/G/2019/PTUN.SRG). Lex Administratum, 10(2). (Catatan: periksa ulang penomoran volume dan halaman untuk akurasi)

Panget, A. E. (2013). Penyelesaian konflik kepemilikan sertifikat tanah hak milik yang tumpang tindih. Lex Administratum, 1(3).

Putra, D. Y., & Sari, N. M. (2021). Percepatan sertifikasi hak tanah melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL). Jurnal Hukum & Kebijakan Agraria, 5(1), 88–99.

Rachmawati, S. (2020). Analisa hukum atas permasalahan sertifikat ganda dan solusinya. Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 9(2), 215–229.

Ramadhan, A. F., & Lestari, R. (2019). Evaluasi program PTSL dalam menangani konflik pertanahan di perkotaan. Jurnal Politik dan Pembangunan, 23(4), 671–689.

Rizky, G. M., Tanzil, V. J., Pasara, A. R. D., Kusumo, R., & Tiasono, E. J. (2025). Efektivitas pengelolaan anggaran oleh ATR/BPN Kota Tangerang dalam meningkatkan layanan pertanahan dan investasi. IKRA-ITH Humaniora: Jurnal Sosial dan Humaniora, 9(2), 326–342.

Santoso, H. D. (2018). Sertifikasi tanah sebagai upaya kepastian hukum atas hak kepemilikan. Jurnal Legislasi Indonesia, 15(3), 211–223.

Tanner, J., Salmon, H., & Pattinasarany, Y. (2023). Pertanggungjawaban Badan Pertanahan Nasional dalam masalah sertifikat ganda. CAPITAN: Constitutional Law & Administrative Law Review, 1(1), 23–32.

Wagiu, S. D., Kalalo, M. E., & Koloay, R. N. (2023). Penyelesaian sengketa tanah terkait sertifikat ganda di BPN. Lex Administratum, 11(4).

Widyawati, T. I. (2016). Strategi pengendalian penerbitan sertifikat tanah hak milik oleh Kantor Pertanahan Kota Tangerang. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi, 13(2), 269–284.

Widyawati, T. I. (2018). Sistem pelayanan pendaftaran tanah sistematis di Kantor Pertanahan Kota Tangerang. Mozaik, 10(1), 267–960. (Catatan: halaman "267960" kemungkinan salah ketik, silakan diperiksa kembali)

Yuliana, D., & Arief, M. (2021). Studi atas pelayanan publik BPN dalam sertifikasi tanah di daerah perkotaan. Jurnal Pelayanan Publik, 9(1), 45–61.