Tinjauan Victimologis Tentang Peranan Korban  Terkait Terjadinya Pengancaman dan Penyebaran Video Call Sex Dalam Hubungan Berpacaran

Yayu Mederlin Nenotek; Aksi Sinurat; Heryanto Amalo

doi:10.62383/desentralisasi.v1i4.267

Authors

Yayu Mederlin Nenotek Universitas Nusa Cendana
Aksi Sinurat Universitas Nusa Cendana
Heryanto Amalo Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.62383/desentralisasi.v1i4.267

Keywords:

VCS, Role of VCS Victims, Legal Protection of VCS Victims

Abstract

This study aims to find out and analyze a victimological review of the victim's role related to the threat and spread of video call sex in dating relationships. This research is a research supported by an approach using primary data in the form of interviews and secondary data in the form of books, legislation, the internet, dictionaries, articles or newspapers obtained using the interview method and document studies, the data that has been collected is processed and analyzed using coding, processing and cleaning techniques and analyzed in a qualitative descriptive manner in describing the results of the research. The results of the study show that (1) The occurrence of VCS in dating relationships does not only occur due to the will of the perpetrator, but there is also a role of the victim in it (2) Legal protection efforts are given to VCS victims, namely legal aid, health assistance and the provision of rehabilitation.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adami Chazawi. (2005). Tindak pidana mengenai kesopanan. PT Raja Grafindo Persada.

Andi, H. (1990). Aspek-aspek pidana di bidang komputer. Sinar Grafika.

Bambang Waluyo. (2011). Viktimologi perlindungan hukum terhadap korban kejahatan. Sinar Grafika.

Bambang Waluyo. (2022). Viktimologi: Perlindungan korban dan saksi. Sinar Grafika.

I Gusti Ngurah Prawata. (2017). Peran korban terjadinya kejahatan. Universitas Udayana.

Josef Mario Monteiro. (2020). Metode penelitian dan penulisan hukum. Deepublish.

Ligget, R. (2020). Cyber sextortion: An exploratory analysis of different perpetrators engaging in a similar crime. Journal of Interpersonal Violence.

Muhammad Hanafi. (2019). Perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana pelecehan seksual dalam penegakan hukum di Indonesia. Medan: UMSU.

Mulyadi Lilik. (2007). Kapita selekta hukum pidana kriminologi dan viktimologi. Djambatan.

Pius A. Partano & M. Dahlan Al-Bahri. Kamus ilmiah populer.

Riandi, A. (2022). Video call sex sebagai salah satu bentuk dari perilaku penyimpangan (Studi kasus pada mahasiswa X, Y dan Z di Kota Pekanbaru) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Ruslan Renggong. (2017). Hukum pidana khusus memahami delik-delik di luar KUHP. Kencana.

Subawa, I. B. G., Saraswati, N. P. S., Sudiana, A. K., & Praditha, D. G. E. (2021). Pertanggungjawaban pidana pelaku dan korban sekstorsi kegiatan video call sex (VCS) ditinjau dari perspektif hukum positif Indonesia. Jurnal Yusthima, 1(01).

Sutan Remi Syahdeni. (2000). Arbitrase nasional. PT Citra Aditya Bakti.

Talinusa, S. C. (2015). Tindak pidana pemerasan dan/atau pengancaman melalui sarana internet menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008. Lex Crimen.

Tana, A. (2023). Analisis yuridis terhadap tindak pidana eksploitasi seksual terhadap anak melalui video call sex (Studi kasus putusan Nomor 74/Pid. Sus/2020/PN) (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Tarmansyah. (2003). Rehabilitasi dan terapi untuk individu yang membutuhkan layanan khusus. Padang: Depdiknas.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843).

Yono Simega, V. B. (2020). Kebijakan hukum terhadap tindakan pidana jasa cyber pornografi berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE. Universitas Bhayangkara.